Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Pendidikan dan Pergerakan Nasional Indonesia

Gambar
Bentuk perlawanan terhadap kolonial Belanda mulai berubah arah di awal tahun 1900-an. Sebelumnya perlawanan terhadap kolonial Belanda lebih bersifat sporadis, kedaerahan, dan didominasi perlawanan fisik. Sebut saja perlawanan Diponegoro yang menurut De-Graaf merugikan Belanda sekitar 25 juta gulden (setara dengan 2,2 miliar dollar AS saat ini). Belum lagi perlawanan di Aceh, Perlawanan Padri di Sumatra Barat, Perlawanan Pangeran Antasari di Kalimantan Selatan, Perlawanan Puputan Margarana di Bali, dan Perlawanan Pangeran Hasanuddin di Makasar. Perlawanan-perlawawan tersebut mengakibatkan kekosongan kas negara Belanda. Sayangnya perlawanan fisik yang heroik tersebut terjadi di tingkat daerah dan tidak terjadi secara bersamaan sehingga Pemerintah Kolonial Belanda dengan mudah menumpasnya. Kemudian untuk mengisi kekosongan kas Belanda tersebut, van den Bosch sebagai Gubernur Jenderal yang baru diserahi tanggung jawab untuk menerapkan sistem baru di Indonesia. Maka diterapkannya Sistem Tan