Perang Peloponesos (Peloponesian War)


             Perang Peloponesos merupakan perang saudara antar negara kota, antara persekutuan Athena melawan persekutuan Sparta. Ketika perang itu meletus pada tahun 431 SM. Yunani terpecah menjadi dua persekutuan, yakni persekutuan Sparta (meliputi sebagian besar Tanah Genting Peloponesia, Korintus, dan Megara) (Brinton, 1957, hal. 64) dan Athena Raya (meliputi pulau-pulau di Laut Aegea, seperti Amepolis, Tesalia, Delium, Atika, dan daerah Pantai Asia Kecil seprti Ionia, Miletus, dan Rhodes). Perang itu sangat lama, ganas, dan ada selingan perdamaian sebentar, berlangsung sekitar 27 tahun.
Latar Belakang Perang
            Latar belakang Perang Peloponesos bertumpu pada kecurigaan Sparta yang tertanam kepada Athena. Athena di masa pemerintahan Pericles telah mencapai puncak kejayaannya. Negara kota itu sibuk dalam usaha memperluas perdagangan maupun pengaruh politiknya. Sebagai kekuatan di laut Athena sudah diakui dan mulai menaruh minat pada negara-negara tetangganya di daratan. Di mata Sparta, memang Athena berkembang terlalu pesat, hal itu tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Di samping itu, Athena kemudian menguasai aliansi mereka. Memang penyebab umum terjadinya permusuhan dalam Perang Peloponesos adalah hegemoni kekuasaan.
Faktor lain timbulnya Perang Peloponesos, terjadinya konflik antara negara Kota Korintus sebagai salah satu sekutu Sparta, dan Athena sebagai suatu kekuatan yang bersaing keras dalam memperebutkan perdagangan dan koloni. Para tahun 434 SM, Athena membuka persekutuan dengan koloni Korkira yang didirikan oleh Korintus, tetapi untuk sementara berselisih dengannya. Pada waktu yang hampir bersamaan, Athena juga mencampuri dalam urusan suatu pemukiman Korintus di Postidaia (Bowra, 1985, hal. 118). Korintus tidak setuju dan memperingatkan Athena supaya menghentikan campur tangannya. Pericles merasa bahwa perang akan meletus, membalas dengan membatasi perdagangan dengan Megara, negara yang berbatasan dengan Atika, tetapi masuk persekutuan Sparta.
Ia menganggap Megara memiliki kedudukan strategis di Tanah Korintus, sebagai ancaman besar bagi Athena Raya. Naiknya konsentrasi perdagangan bangsa Yunani berada di tangan Athena, menimbulkan rasa takut bagi sebagian negara kota di Yunani, kalau sampai mereka ditelan oleh Kerajaan Athena. Kedengkian Athena akhirnya membangkitkan perlawanan Sparta. Negara-negara kota yang lemah dengan dipimpin oleh Sparta bergabung untuk melawan Athena guna mengekang nafsu ekspansinya dan menegakkan suatu keseimbangan kekuatan (Brinton, 1957, hal. 64). Rentetan peristiwa ini karena didesak oleh Korintus, Sparta mengumumkan perang melawan Athena dan Pericles menyambut tantangan itu.
Konfederasi Delos yang dibentuk oleh Athena dalam perkembangannya, menjadikan Athena sebagai suatu negara Imperialis. Berbagai tindakan Athena dengan memberi peringatan, ancaman dan hukuman bagi anggota Liga jelas bertentangan memisahkan diri bagi Athena dianggap sebagai tindakan tidak setia atau mengingkari janji. Tentu saja konfederasi Delos itu sangat mendatangkan keuntungan bagi Athena. Negara-negara satelit Athena memang masing mempunyai otonomi untuk menangani berbagai urusan yang benar-benar bersifat lokal. Mereka juga ikut menghomati kemakmuran Athena serta memperoleh perlindungan terhadap kemungkinan timbulnya agresi asing secara lebih efektif (Brinton, 1957, hal. 63).
Penempatan Athena sebagai negara imperialis nampak mencolok ketika negara tersebut memaksakan agar semua sekutu menggunakan mata uang, sistem dan ukuran bera mata uang, yang lazim dipergunakan dalam dunia perdagangan harus memakai seperti yang berlaku di Athena. Memang ditinjau dari sisi ekonomi pada masa itu, dalam suatu persekutuan jka dalam sistem perekonomian mereka hanya memiliki satu jenis mata uang tunggal akan menguntungkan persekutuan tersebut. buktinya, uang Athena yang bergambar kepala orang Athena pada satu sisi dan burung hantu di sisi lainnya, merupakan yang paling dihargai di seluruh kawasan Laut Tengah bagian Timur (Bowra, 1985, hal. 97).
Jalannya Perang Peloponesos
Perang Peloponesos terjadi tiga kali yaitu sebagai berikut.
1. Tahun 459 – 431 SM dimenangkan oleh Liga Athena Raya
2. Tahun 431 – 421 SM dimenangkan oleh Liga Athena Raya
3. Tahun 421 – 404 SM dimenangkan oleh Liga Peloponesos
Perang yang ketiga tersebut dimenangkan oleh Sparta karena berkat bantuan dari Persia. Karena Persia sendiri menaruh dendam kepada Athena. Dengan perjanjian jika menang perang. Persia akan mendapatkan bagian di Laut Aegia, tetapi setelah perang berakhir permintaan parsi ditolak. Akhirnya kedua liga ini hancur setelah diadu domba oleh Persia. Tahun 338 SM, Yunani yang lemah diserang oleh Macedonia yang berada di sebelah Utara Yunani. Pemimpin dari Macedonia adalah Phillipus kemudian tahun 338 SM Yunani di bawah kekuasaan Macedonia.
Cerita tentang Perang Peloponesos dipaparkan oleh Tuchydides (470-396 SM) seorang warga Athena yang betul-betul tahu cerita mengenai peperangan tersebut, berdasarkan fakta dan berusaha menuliskan secara objektif (Brinton, 1957, hal. 64). Ia telah menyusun buku yang luar biasa tentang Perang Peloponesos. Sesudahnya ia mengumpulkan kisah para saksi mata dan meneliti dokumen-dokumen serta tempat-tempat pertempuran. Semua ditulis dengan ketelitian dan tanpa memihak. Bukunya juga secara lengkap mengungkapkan pribadi-pribadi yang secara jelas dan mengajukan tafsiran tajam tentang masalah yang dipersengkatakan (Bowra, 1985, hal. 117).
Herodotus dikenal sebagai sejarawan pertama yang menulis sejarah dengan menggunakan sumber. Ia dijuluki Bapak Sejarawan Dunia. Dalam menulis jalannya perang tersebut, ia melakukan pengumpulan sumber (heuristik) selama bertahun-tahun. Sedangkan Perang Peloponesos ditulis oleh Sejarawan Yunani yang bernama Tuchydides. Ada beberapa perbedaan antara Herodotus dan Tuchydides dalam melakukan penulisan sejarah. perbedaan tersebut akan ditampilkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 1
Perbedaan Historiografi Antara Hedorotus dan Tuchydides
Herodotus
Tuchydides
Menuliskan Perang Persia.
Menuliskan Perang Peloponesos
Menggunakan sumber oral/lisan.
Seorang aristrokrat dan Jendral yang ikut berperang Peloponnesia.
Mengumpulkan cerita tanpa melakukan kritik sumber.
Menggunakan metode kritik sumber.
Menulis secara sitematis tentang investigasi masa lalu.
Mewawancarai kedua belah pihak antara Pihak Athena Raya dan Peloponesos
Sumber-sumber yang dipakai tidak akurat.
Menggunakan sumber yang lebih lengkap.
Bersifat Chauvinistik (Nasionalis).
Bersifat objektif untuk kedua belah yang berperang.
Karyanya sangat baik untuk mendidik bangsa Yunani dalam rangka menumbuhkan semangat nasionalisme (Yunani yang paling benar).
Isinya objektif artinya kelemahan dan kelebihan Liga Athena Raya dan Peloponesos ditulis apa adanya.
Disebut sebagai Bapak Sejarah Dunia.
Disebut sebagai Bapak Sejarah Kritis.

            Dalam Perang Peloponesos, perjuangan sebenarnya adalah antara Athena dan Sparta. Thucydides memberi tinggalan berupa karya sejarah mengenai Perang Peloponesia sebagai karya yang abadi, merupakan keuntungan bagi para sejarawan untuk meneliti dan menulis kembali karya tersebut.
            Akibat dari Perang Peloponesos dan perang-perang kecil pada masa selanjutnya, polis-polis Yunani semakin menunjukkan ketidakstabilan sosial dan politik. Orang-orang Yunani terbelenggu atas kegagalan mereka untuk merubah polis-polis yang banyak jumlahnya itu menjadi “Satu Yunani”. Bagi Yunani, akibat Perang Peloponesos, orang-orang Yunani mulai membenahi keadaan ekonominya yang serba kacau balau. Pengeluaran biaya perang mengosongkan kas negara dan orang-orang tidak dapat lagi mengandalkan keuangan Liga Delos seperti sebelumnya (Bowra, 1985, hal. 124).

            Semenjak kekalahan Sparta tahun 371 SM, pemerintahan diselenggarakan oleh dominasi negara asing. Muncullah orang-orang Macedonia yang datang dari arah Utara Yunani, di ujung Laut Aega, yang kini merupakan tempat bertemunya penduduk dari kelompok ras dan kebudayaan yang berbeda (Brinton, 1957, hal. 79).

Bibliography:
Bowra, C. (1985). Classical Greece. (A. Soenarja S.J., Trans.) Jakarta: Tira Pustaka.
Brinton, C. (1957). A History of Civilization (Vol. Vol. I). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Komentar

  1. perang peloponesos antara sparta melawan athena menjadi legenda sejarah

    BalasHapus
  2. That doesn’t mean that JackpotCity Ontario is a flawed platform, however the system is totally automated, and errors can still occur, not simply right here however anyplace on the internet. The on line casino is licensed by in Malta by the Malta Gaming Authority and has the authority to simply accept|to simply accept} gamers from everywhere in the the} world. Jackpot City Casino has been round for over 20 years now, so its management undoubtedly knows of} the way to|tips on how to} run an online on line casino and to do it well sufficient to outlive for many years. And as you degree up, you will achieve extra access to useful loyalty rewards, like day by 메리트카지노 day specials, exclusive access to new games, invitations to in-person VIP events, and extra.

    BalasHapus
  3. Plaque 1xbet korea marking the placement of Charles Fey's San Francisco workshop, the place he invented the three-reel slot machine. This web site is using a safety service to protect itself from on-line assaults. There are quantity of} actions that would lead to being blocked together with submitting a certain word or phrase, a SQL command or malformed knowledge. Laura additionally addressed a conspiracy principle that’s circulated by way of the slot machine world. This principle suggests that each one|that each one} slot machine music is actually composed in the identical key.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Tanam Paksa 1830-1870, Latar Belakang dan Gagasannya

Pendidikan dan Pergerakan Nasional Indonesia